Strategi dan Tekad, PERSIB Siap Hajar Dua Kompetisi

Musim berganti, dan seperti halnya waktu, skuad pun bergerak. Wajah lama berpamitan, nama-nama baru diperkenalkan. PERSIB menjalani perombakan bertahap namun terukur, sebagai bentuk kesiapan menyongsong tantangan besar di depan mata. Bukan hanya menyambut Liga 1 2025/26, tapi juga kembali mengibarkan panji Maung Bandung di kancah Asia, AFC Champions League Two.

Dua medan. Dua target. Satu semangat, menjadikan PERSIB lebih kuat, lebih tajam, dan lebih berkelas.

Dan segalanya dimulai dari bursa transfer. Dari satu nama ke nama lain, dari satu medium ke medium lain, PERSIB tak hanya merekrut pemain, tapi membangun identitas. Merekonstruksi skuad dengan penuh pertimbangan dan visi. Bukan hanya soal teknik, tapi mentalitas. Bukan hanya sekadar pelapis, tapi pembeda.

Menurut Head of Communication PT PERSIB Bandung Bermartabat, Adhi Pratama, seluruh proses rekrutmen ini adalah bagian dari rencana besar klub.

“Musim depan, kami akan fokus penuh di Liga 1 dan juga AFC Champions League. Maka kami butuh pemain yang tak hanya berkualitas, tapi juga siap mental menghadapi intensitas dua kompetisi sekaligus.”

Nama-nama baru telah diumumkan dengan cara yang tak biasa. Di balik medium-medium itu, ada satu pesan yang ingin disampaikan, PERSIB serius. Bukan hanya ingin tampil, tapi ingin bersaing.

Striker asal Brasil, Uilliam Barros Pereira, adalah contoh konkret. Dikenal sebagai mesin gol di Timur Tengah, kehadirannya menjadi simbol bahwa lini depan PERSIB tak bisa dianggap enteng. Lalu datang Adam Przybek, penjaga gawang muda dari Britania Raya, yang membawa nafas Eropa dan pengalaman dari berbagai kasta liga Inggris dan Wales. Sementara nama-nama lokal seperti Saddil Ramdani dan Alfeandra Dewangga menyuntikkan kekuatan nasional yang solid.

PERSIB tidak sekadar merekrut. PERSIB membangun fondasi. Kombinasi antara pemain muda, wajah baru internasional, dan pilar berpengalaman menjadi bagian dari strategi jangka menengah untuk menjaga daya saing sepanjang musim yang padat dan penuh tekanan.

Liga 1 akan menuntut konsistensi tanpa celah. AFC Champions League akan menguji kualitas dan kedalaman skuad dalam intensitas permainan yang jauh lebih tinggi.