Pencarian

Shopping cart

Saved articles

You have not yet added any article to your bookmarks!

Browse articles

Ritual Juara di Tanah Orang: Tentang Jinx, Kesempatan, dan Takdir Bernama Persib

✅ Link berhasil disalin!

Tidak semua kisah juara ditulis di rumah sendiri, ada klub-klub yang selalu menciptakan momen megah di stadionnya sendiri, dikelilingi ribuan pendukung dengan koreografi dan flare yang membakar langit. Tapi tidak dengan Persib, klub ini justru membentuk mitosnya sendiri, mitos yang lahir jauh dari Bandung, di tempat-tempat asing, di stadion yang tak selalu ramah, dan anehnya justru di situlah cerita terindah mereka lahir.

Malam ini di ujung timur negeri, Persib kembali dihadapkan pada momen penting pertandingan melawan Malut United di Stadion Gelora Kie Raha. Kemenangan di sana berarti menyelesaikan segalanya lebih awal. Tidak perlu menunggu hingga pekan terakhir, tidak perlu menengok hasil tim lain, cukup satu kemenangan malam ini maka gelar Liga 1 2024/2025 akan resmi jadi milik mereka.

Beberapa orang mungkin menyarankan untuk menunggu, untuk menghemat tenaga, untuk merayakan gelar di kandang sendiri, di depan lautan biru GBLA. Tapi Persib bukan tim yang menggantungkan takdir pada momen yang belum pasti. Jika bisa selesai hari ini, mengapa harus menunda?

Ada cerita yang mengiringi setiap gelar juara Persib. Sebuah pola. Bukan kutukan untuk ditakuti, tapi justru menjadi bagian dari mitos kemenangan.

1994: Juara di Jakarta
2014: Juara di Palembang
2024: Juara di Madura
2025? Ternate mungkin akan jadi halaman selanjutnya.

Pola itu sering disebut sebagai jinx, tapi jika diperhatikan lebih jauh jinx ini bukan kutukan yang merugikan ia justru menjadi semacam simbol kekuatan bahwa Persib adalah tim yang tidak perlu rumah untuk membuktikan siapa mereka. Di tanah siapa pun mereka bisa berdiri tegak, dalam tekanan mana pun mereka bisa menyelesaikan cerita.

Maka ketika malam ini semua kemungkinan terbuka, tidak ada alasan untuk ragu. Persib telah melintasi musim yang panjang dan penuh ujian. Mereka melewati badai cedera, tekanan, dan berbagai tantangan di luar lapangan. Namun tetap berdiri, tetap bersaing, tetap menjadi tim yang paling siap ketika kesempatan datang.

Jika malam ini semua berakhir dengan pelukan dan peluit panjang, maka sejarah kembali berulang: Persib kembali menutup musim dengan gelar, bukan di Bandung, tapi dengan kepala tegak di tanah orang. Dan jika ada yang bertanya, “Mengapa selalu jauh dari rumah?” Jawabannya sederhana, karena tempat tidak menentukan kemenangan, yang menentukan adalah keberanian untuk menyelesaikan apa yang sudah dimulai.

Jika takdir berkata:
“Apakah kita akan juara di Ternate?”

Jawab saja:
“Kita selalu siap untuk juara di mana pun.”

Artikel Sebelumnya
30 Pemain Liga Indonesia All Star untuk Piala Presiden 2025 Resmi Dirilis, Berikut Nama-Namanya
Artikel Selanjutnya
British Guardian for the Blue Fortress, Przybek Hijrah ke Kota Kembang

Artikel Terkait: