Maung Belum Menang, Tapi Maung Juga Tak Tumbang. Persib Bawa Pulang Poin Berharga Dari Samarinda

Ada malam-malam ketika skor akhir tidak mencerminkan siapa yang lebih hebat, tapi siapa yang lebih matang. Stadion Segiri menjadi saksi betapa Persib adalah tim yang tak mudah dirobohkan, bahkan ketika badai datang dari segala arah. Melawan Borneo FC di kandangnya sendiri bukanlah perkara sederhana, apalagi dengan komposisi pemain yang jauh dari kata ideal. Tapi di sinilah karakter sebuah tim juara diuji.

Stadion Segiri malam ini panas. Borneo FC tampil agresif sejak menit pertama. Serangan bertubi-tubi terus mengalir, membombardir lini belakang Persib. Tapi di tengah badai tekanan itu, Persib menunjukkan karakter.

Dua gol spektakuler dari Mariano Peralta membuat Borneo menyamakan kedudukan. Tapi dua kali pula Persib membalas lewat dua gol Tyronne del Pino, pemain yang bukan seorang striker, tapi hadir sebagai penyelamat.

Borneo memegang kendali permainan. Mereka unggul dalam penguasaan bola, jumlah tembakan, bahkan tekanan di area sepertiga akhir. Tapi Persib tak pernah kehilangan fokus. Barisan pertahanan tampil disiplin, lini tengah bekerja ekstra keras menutup ruang, dan serangan balasan mereka cukup efektif untuk membuat tuan rumah frustrasi.

Dengan komposisi pemain yang jauh dari ideal, hasil imbang ini menjadi capaian penting. Di saat banyak tim bisa hancur dalam situasi serupa, Persib justru menunjukkan kematangan. Mental bertanding jadi kunci.

Hasil 2-2 tak hanya menyelamatkan poin, tapi juga menjaga kepercayaan diri tim. Persib masih berdiri kokoh di puncak klasemen, unggul 8 poin dari Dewa United

Dan pada akhirnya...

Persib mungkin tidak mendominasi bola, tapi mereka mendominasi ketenangan dan yang paling penting mereka tahu cara bertahan ketika badai datang. Satu poin di Samarinda bukan sekadar angka, itu pernyataan, Maung belum menang, tapi Maung juga tak tumbang.