Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
Tidak semua yang istimewa datang dengan sorakan. Ada nama-nama yang tumbuh dalam diam, yang tak selalu dielu-elukan, tak selalu mencetak gol spektakuler, tapi perlahan dan pasti membangun pondasi permainan.
Beckham Putra Nugraha adalah salah satunya.
Di tengah dunia sepak bola modern yang serba instan, Beckham justru tumbuh seperti akar tak terlihat dari permukaan, tapi menopang banyak hal penting yang terjadi di atas lapangan. Ia bukan pemain yang sering masuk headline. Tapi dia selalu masuk skema. Ia bukan pencetak gol utama. Tapi tanpa dia, bola mungkin tak pernah sampai ke ujung akhir serangan. Beckham adalah ritme, adalah penghubung, adalah napas di antara umpan-umpan panjang dan pendek Persib Bandung. Namanya mungkin tidak selalu dinyanyikan keras-keras dari tribun, tapi kehadirannya selalu dirasakan oleh mereka yang benar-benar melihat permainan dari dalam.
Dan kini, langkah itu naik satu level. Patrick Kluivert, pelatih kepala Timnas Indonesia, memanggil Beckham untuk menggantikan Septian Bagaskara yang cedera. Di atas kertas, ini terlihat sebagai panggilan mendadak. Tapi bagi kami bagi mereka yang menyaksikan Beckham tumbuh sejak di akademi, yang melihat bagaimana ia menyatu dalam permainan Persib musim ini, ini bukan panggilan darurat. Ini adalah panggilan yang memang sudah lama pantas ia terima.
Beckham bukan pemain yang haus sorotan, ia bukan yang pertama memprotes jika dicadangkan. Tapi dalam setiap menit yang ia dapat, Beckham menjawabnya dengan performa yang penuh efisiensi dan kematangan. Jika Persib adalah orkestra, maka Beckham adalah nada-nada kecil yang membuat simfoni itu utuh. Kadang tak terdengar keras, tapi tanpanya, harmoni jadi berantakan.
Ini bukan kali pertama Beckham dipanggil ke tim nasional. Tapi pemanggilan kali ini terasa berbeda. Ia dipanggil saat baru saja menjadi juara bersama Persib, klub masa kecilnya. Ia dipanggil saat mentalitasnya berada di titik puncak setelah melalui musim yang tidak mudah dan menutupnya dengan gelar. Dan yang terpenting ia dipanggil saat dunia akhirnya sadar, bahwa pemain muda ini bukan lagi “prospek.” Ia sudah menjadi poros.
Bukan hanya karena kemampuan teknisnya yang berkembang, tapi karena ia membawa ketenangan yang tidak dimiliki banyak pemain seusianya. Ia tahu kapan harus menyentuh bola sekali, kapan harus membawa, kapan harus melepas, kapan harus menunggu.
Dari anak lokal yang tumbuh di bawah bendera biru, kini melangkah ke merah putih. Bukan karena nama belakangnya, tapi karena ketekunan yang ia tanam sejak lama. Dan pemanggilan ini bukan sekadar untuk bermain 10–20 menit di laga uji coba. Ini adalah pengakuan. Bahwa apa yang ia bangun pelan-pelan, akhirnya membuka pintu menuju panggung yang lebih besar.
Mungkin dia tidak banyak bicara. Tapi dari caranya bermain, kita tahu Beckham sudah siap, siap membawa semua yang ia pelajari di Bandung ke dalam ruang ganti Garuda.
Bandung hanya ingin berkata.. terbanglah, Beckham. Kau bawa kami di langkahmu, dan kami akan selalu di belakangmu. Garuda menunggu, tapi kami tahu yang datang padanya hari ini bukan hanya pemain muda. Yang datang adalah seorang pemuda yang telah melalui banyak hal, dan tetap rendah hati.
Selamat, Beckham. Dari Bandung ke Garuda, cerita ini baru dimulai.