Pencarian

Shopping cart

Saved articles

You have not yet added any article to your bookmarks!

Browse articles

Bandung Sedang Menulis Sejarah, dan Kita Semua Bagian dari Halamannya

✅ Link berhasil disalin!

Ada sesuatu yang berbeda di angin Bandung malam tadi bukan sekadar sorak-sorai atau flare yang menyala tapi aroma sejarah yang perlahan mendekat dan mulai mengetuk pintu Gelora Bandung Lautan Api. Persib mengalahkan PSS Sleman terdengar biasa, tapi jika kita lihat dari sudut sejarah, ini adalah batu pijakan terakhir sebelum satu lompatan besar, Back to Back Champion.

Mereka adalah juru kunci, ya tapi mereka bermain seperti tim yang belum siap dimakamkan, sesekali mereka menggigit, sesekali mereka mengoyak. Tapi itulah bedanya tim yang sedang tenggelam, dengan tim yang sudah terbiasa berenang dalam tekanan: Mental juara Persib berbicara.

PSS Sleman awalnya tampil penuh harapan, mencoba menguasai possession. Namun, solidnya pertahanan Persib membuat Marcelo dan Nicolao mati kutu. Persib secara perlahan namun pasti, mencuri setiap celah yang dihadirkan pertahanan Sleman. Permainan Pangeran Biru tidak terburu-buru, tapi penuh kendali. Mereka tahu kapan harus menusuk, kapan harus menunggu.

Ciro tampil baik malam ini, membuktikan bahwa dirinya masih layak dipertahankan. Setiap gerakannya mengandung makna, seperti ingin memberi pesan terakhir pada rumah yang bisa jadi akan ia tinggalkan. Tyronne? Ketenangannya sebagai shadow striker memberikan efek kejut bagi Alan Bernandon yang sebenarnya tampil baik. Kehilangan beberapa pemain kunci juga sangat mempengaruhi form PSS Sleman. Tapi sepakbola tak mengenal simpati; hanya ada menang atau tidak.

Gol-gol lahir, bukan karena keberuntungan. Tapi karena konsistensi. Karena hasrat yang tidak pernah padam. Dengan hasil ini, Persib kini mengoleksi 64 poin, hanya 2 poin lagi yang diperlukan untuk meyakinkan kita semua bahwa gelar kedua secara beruntun bukan lagi mimpi, tapi sesuatu yang mulai bisa disentuh dan saat itu tiba, bukan hanya angka yang tercatat dalam sejarah, tapi juga perjalanan yang kita semua saksikan bersama.

Di atas rumput yang terbakar semangat, di kota yang pernah jadi saksi tangis dan tawa, Persib tinggal selangkah dari takhta dan seperti biasa, kami akan menuliskan akhirnya: Untuk kota, untuk sejarah, untuk mereka yang tak pernah berhenti percaya.

Artikel Sebelumnya
Dari Bandung ke Garuda, Beckham dan Panggung yang Lebih Tinggi
Artikel Selanjutnya
Dulu Menghadang di Asia Kini Menantang di Piala Presiden, Waspada Port FC!

Artikel Terkait: